Proteksi Lingkungan

Sebagai pemain besar di sektor kelapa sawit, kami memiliki peran penting dalam mendorong pengelolaan hutan lestari di industri kami. Kami juga berperan dalam berkontribusi pada perlindungan ekosistem kritis dan keanekaragaman hayati di dalam dan di sekitar lanskap tempat kami beroperasi. Kami sangat berkomitmen untuk menjaga lingkungan, dan terus berusaha untuk meminimalkan dan mengurangi dampak dari operasi kami. Kami meningkatkan keadaan lingkungan alam semaksimal mungkin dan mengidentifikasi bidang-bidang di mana kami dapat menciptakan perubahan.

Prinsip Kami

  • Kepatuhan pada Pedoman Praktik Terbaik yang ditetapkan oleh Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
  • Dilarang menggunakan api selama pengembangan baru atau penanaman kembali; disarankan untuk mengadopsi metode mekanis.
  • Dilarang mengadakan pengembangan di Hutan Primer tau kawasan yang diidentifikasi sebagai kawasan dengan Nilai Konservasi Tinggi atau Stok Karbon Tinggi (SKT).
  • Dilarang mengadakan pengembangan hutan SKT seperti yang didefinisikan oleh Pendekatan SKT.
  • Dilarang mengadakan pengembangan Lahan Gambut, terlepas dari kedalamannya.
  • Dilarang melakukan penanaman di medan curam dan/atau tanah marginal dan rapuh.
  • Dilarang melakukan penanaman baru di tempat-tempat yang dapat menunjukkan adanya hak hukum atau hak adat atau hak guna, tanpa memperoleh ‘Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (Padiatapa/FPIC)’.
  • Kami terus mencari cara untuk meningkatkan keadaan lingkungan alam di mana kami beroperasi, dengan memantau dan terus meninjau kegiatan kami.
  • Tidak ada konversi ekosistem alami apa pun dalam operasi kami, khususnya kawasan NKT, lahan gambut, atau hutan SKT. Kami juga mengharapkan pemasok untuk tidak mengkonversi ekosistem, seperti hutan HCV dan HCS.

Strategi keberlanjutan kami selaras dengan komitmen kami terhadap Deklarasi Hutan New York dan menjadi dasar untuk mengimplementasikan target No Deforestation 2020 kami.

Di bawah Kebijakan Keberlanjutan kami, kami telah membuat komitmen khusus untuk kawasan Tidak Ada Deforestasi dengan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) dan hutan Stok Karbon Tinggi (SKT). Sejak November 2005, Musim Mas tidak mengembangkan hutan primer atau area yang memiliki satu atau lebih NKT. Identifikasi, konservasi, dan pemantauan NKT telah diterapkan di semua operasi kami yang ada. Kami juga melakukan analisis NKT dan Analisis Mengenai Dampak Sosial dan Lingkungan (SEIA) sebelum pengembangan lahan baru.

Sebagai bagian dari komitmen kami terhadap konservasi, kami juga berdedikasi untuk konservasi keanekaragaman hayati dan perlindungan spesies Langka, Jarang, dan Terancam Punah (Rare, Threatened and Endangered atau RTE).

Upaya kami untuk memantau deforestasi di konsesi pemasok pihak ketiga kami didukung oleh Aidenvironment, konsultan kami, melalui basis data dan platform informasi milik mereka. Kami juga bekerja sama dengan pemasok utama kami dan pemangku kepentingan penting lainnya melalui inisiatif dan wadah kerja sama untuk mendukung implementasi yang lebih luas atas komitmen kami dan kegiatan konservasi lainnya.

Perencanaan Penggunaan Lahan Bertanggung Jawab

Musim Mas selalu memastikan bahwa pengembangan lahan dilakukan secara bertanggung jawab. Kami mengikuti Prosedur Penanaman Baru (New Planting Procedure atau NPP) RSPO, yang berlaku untuk semua penanaman baru sejak 1 Januari 2010. NPP dilaksanakan melalui serangkaian penilaian teknis yang komprehensif dan partisipatif, meliputi:

  • Analisis Dampak Lingkungan Sosial (SEIA)
  • Penilaian NKT
  • Analisis Perubahan Penggunaan Lahan (LUCA)
  • Kesesuaian tanah dan survei topografi
  • Penilaian GRK
  • Keterlibatan pemangku kepentingan, termasuk Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (Padiatapa/FPIC)

Musim Mas melakukan penilaian NKT dan SKT sebelum mengadakan semua pengembangan lahan baru, mengikuti persyaratan dan definisi yang ditetapkan oleh Pendekatan SKT dan Skema Lisensi Asesor (ALS) HCV Resource Network. Kami hanya melibatkan asesor terakreditasi ALS NKT untuk penilaian NKT, dan telah melibatkan asesor eksternal yang sah sebagai Organisasi Praktisi Terdaftar Pendekatan SKT untuk memimpin evaluasi SKT kami.

Kami juga telah mengadaptasi penilaian SKT kami untuk mengikuti pedoman Tooklit Pendekatan SKT Versi 2.0 yang diluncurkan pada Mei 2017.

Semua operasi kami telah menjalani penilaian NKT. Yang dilakukan setelah Januari 2015 tersedia di situs web HCV Resource Network di https://hcvnetwork.org/.

Kawasan Konservasi dan Inisiatif Lanskap

Musim Mas melakukan survei keragaman hayati secara berkala dan komprehensif di dalam dan di sekitar area konsesi kami. Survei-survei ini mencakup tinjauan pustaka tentang ketersediaan flora dan fauna, pengumpulan sampel selama kunjungan lapangan, dan wawancara dengan masyarakat setempat untuk membantu kami dalam memelihara inventarisasi spesies tumbuhan dan hewan serta habitat kritisnya.

Rencana pengelolaan NKT kami untuk perkebunan yang ada ditinjau dan diperbarui setiap tahun. Kegiatan ini meliputi rencana aksi untuk perlindungan dan kelangsungan hidup spesies dan spesies Langka, Jarang dan Terancam Punah (RTE) yang dilindungi oleh hukum, dan untuk pencegahan perburuan di dalam dan di luar wilayah konsesi kami. Perburuan spesies RTE, dan spesies yang dilindungi undang-undang, dilarang di semua konsesi kami, dan kami tidak beroperasi di kawasan lindung nasional.

Untuk menghilangkan perburuan di dalam konsesi kami, para pekerja dan keluarganya juga dilarang memelihara satwa liar di penangkaran. Untuk membantu mencegah praktik semacam itni terjadi di lanskap yang lebih luas, kami melibatkan masyarakat di sekitar operasi kami melalui perbincangan konstruktif mengenai masalah ini dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya konservasi.

Langkah-langkah lain telah diambil untuk mencegah pembangunan ilegal di dalam kawasan hutan dan konservasi. Kami melakukan patroli hutan dan memantau perambahan dengan menganalisis citra Landsat dari area yang dipetakan.

Kami telah mengambil langkah-langkah untuk merestorasi kawasan-kawasan kami yang disisihkan, dengan harapan mengembalikan kawasan-kawasan ini ke keadaan alami mereka semaksimal mungkin. Salah satunya, kami mulai bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Indonesia pada tahun 2009 untuk memulihkan zona riparian kami dengan mengganti pohon palem dengan pohon hutan.

Musim Mas tidak melakukan penanaman baru di lahan gambut, berapa pun kedalamannya. Tidak ada penanaman baru di lahan gambut sejak 1 Januari 2008 di perusahaan mana pun di bawah manajemen Grup Musim Mas.

Untuk perkebunan kami yang ada di atas gambut, kami berkomitmen untuk menerapkan praktik pengelolaan terbaik sesuai dengan peraturan Indonesia dan sebagaimana dipersyaratkan oleh persyaratan keberlanjutan lainnya. Kami telah mengembangkan jaringan struktur kendali air untuk mengatur ketinggian air dan menjaga tabel air sesuai dengan praktik dan peraturan manajemen terbaik ini. Kami melakukan penilaian drainase yang tepat sebelum penanaman kembali untuk menentukan kelayakan drainase jangka panjang.

Musim Mas bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) untuk mengevaluasi penanaman kami yang ada di gambut dan mengidentifikasi area kritis untuk dilakukan restorasi. Kami telah memetakan topografi, hidro-topografi, kedalaman gambut, sistem pengelolaan air dan pemantauan tinggi muka air pada petak tanah di seluruh penanaman lahan gambut kami. Peta-peta ini telah diserahkan ke KLHK.

Akuntabilitas GRK

Kami berkomitmen untuk beroperasi dengan menekan emisi gas rumah kaca (GRK) bersih kami. Kami memetakan dan memantau semua sumber emisi GRK di operasi kami sendiri, termasuk yang terkait dengan perubahan penggunaan lahan dan aktivitas di luar penggunaan lahan. Kami menghitung emisi GRK kami menggunakan kalkulator RSPO PalmGHG terbaru (versi 3.0.1) sesuai dengan persyaratan GRK RSPO dan POIG. Kami juga menggunakan standar akuntansi Protokol GRK untuk menghitung emisi GRK lingkup 1 dan 2 kami untuk pengungkapan melalui Carbon Disclosure Project (CDP), yang telah kami ikuti sejak tahun 2015.

Emisi dari gambut adalah kontributor tunggal terbesar untuk jejak GRK kami, diikuti oleh emisi dari konversi lahan, pembuangan N2O Lapangan, pupuk dan limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS). Ini sebagian diimbangi oleh penyerapan karbon di pohon kelapa sawit dan kredit emisi dari ekspor listrik dan cangkang sawit. Lebih penting lagi, pemasangan fasilitas penangkapan metana di pabrik kelapa sawit kami mengurangi emisi GRK kami hingga ratusan ribu karbon dioksida ekuivalen (tCO2e) setiap tahun. Gambut memiliki dampak signifikan terhadap emisi GRK. Kami menerapkan praktik manajemen terbaik dan berupaya untuk mengevaluasi penanaman kami yang ada di lahan gambut untuk mengidentifikasi area kritis untuk dilakukan restorasi.

Intensitas emisi GRK kami telah mengalami penurunan yang cepat selama bertahun-tahun, yang disebabkan oleh berbagai praktik manajemen terbaik yang telah dilakukan Musim Mas sejak 2006, seperti tidak adanya penanaman baru di gambut sejak 1 Januari 2008, pemasangan penangkap metana, mengoptimalkan penggunaan bahan kimia melalui Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan pertanian presisi. Meskipun sebagian besar potensi pengurangan telah direalisasikan, kami akan terus menurunkan intensitas emisi GRK dengan meningkatkan pengelolaan air di area gambut dan meningkatkan hasil TBS dan tingkat ekstraksi minyak.

Tujuan kami adalah mengurangi intensitas emisi kami sebesar 55% dibandingkan dengan baseline tahun 2006 pada tahun 2025.

Sebagai co-chair Kelompok Kerja RSPO untuk Penurunan Emisi dan salah satu pemimpin Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) GHG Working Group, kami berbagi pengalaman kami dalam memimpin praktik pengurangan dan pemantauan GRK dengan perusahaan dan organisasi lain. Bersama dengan Komisi ISPO, Pokja GRK telah merumuskan pedoman perhitungan untuk perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia.

Pemulihan Metana

Pengolahan TBS menghasilkan limbah cair yang dikenal dengan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS). LCPKS biasanya diolah menggunakan proses pencernaan anaerobik di laguna terbuka yang dalam. Hal ini mengurangi tingkat toksisitas limbah, tetapi melepaskan metana, salah satu GRK dengan potensi pemanasan global 34 kali lebih kuat daripada karbon dioksida.

Sistem penangkapan metana kami mencegah pelepasan gas metana ke atmosfer dengan menyegel laguna dengan rapat menggunakan polietilen densitas tinggi. Hal ini memungkinkan kami untuk menangkap dan memanfaatkan metana dari pengolahan POME untuk bahan bakar pembangkit listrik, yang kami gunakan untukpasokan listrik pada pabrik, perkebunan, dan perumahan pekerja kami. Kami juga telah mengekspor surplus listrik yang dihasilkan ke jaringan nasional sejak 2014.

Musim Mas adalah grup besar pertama di industri kelapa sawit yang berkomitmen untuk memperluas proyek penangkapan metana ke semua pabriknya. Total penghematan emisi Grup yang disebabkan oleh penangkapan metana berjumlah sekitar 485.000 ton per tahun. Ini kira-kira setara dengan jumlah karbon yang dikeluarkan oleh 103.000 mobil dalam setahun.

Zero Burning

Musim Mas menerapkan kebijakan zero burning yang ketat untuk semua pengembangan baru dan penanaman kembali. Kami juga telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa kami dapat dengan cepat dan efektif menanggapi setiap wabah kebakaran di dalam lanskap tempat kami beroperasi.

Kami memiliki tim pemadam kebakaran yang sangat terlatih di setiap perkebunan kami. Tim ini membantu pemerintah kabupaten dan provinsi di wilayah tempat kami beroperasi untuk memerangi kejadian-kejadian yang dapat mengakibatkan kebakaran yang lebih luas, kerusakan lebih lanjut, polusi udara, dan kabut asap. Semua kegiatan operasinya dilengkapi dengan peralatan pemadam kebakaran, dan semua pabrik memiliki sistem peringatan dini dan pemadam kebakaran. Kami bekerja sama dengan pusat penanggulangan kebakaran pemerintah setempat untuk melakukan latihan kebakaran dan melakukan pelatihan rutin untuk pekerja kami untuk mempertahankan standar keselamatan kebakaran yang tinggi.

Kami memantau insiden kebakaran dan area yang terkena dampak di luar area operasi kami. Data kebakaran dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk data kebakaran aktif dari berbagai satelit (NOAA, VIIRS, MODIS) dan platform Global Forest Watch Fires (GFW Fires) dari World Resources Institute (WRI). Awak kontrol kami melakukan pemantauan kebakaran setiap hari sepanjang tiga kilometer di luar batas konsesi kami.

Aliansi Bebas Api

Pada bulan Maret 2016, Musim Mas bergabung dengan sekelompok perusahaan kehutanan dan pertanian terkemuka, NGO dan mitra lainnya sebagai pendiri Fire Free Alliance (FFA). Kegiatan FFA berupa dukungan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan kawasan ASEAN yang bebas kabut asap pada tahun 2020.

Semua anggota FFA berkomitmen untuk berbagi pengetahuan, data, dan, jika memungkinkan, sumber daya untuk meluncurkan inisiatif pencegahan kebakaran berdasarkan Program Desa Bebas Api atau Fire Free Village Program (FFVP) Grup APRIL. Semua anggota perusahaan telah menerapkan FFVP sebagai cara untuk melibatkan masyarakat lokal dalam melindungi hutan dari kebakaran. Baca lebih lanjut tentang FFA di sini.

Program Masyarakat Bebas Api

Di bawah FFVP kami, yang dikenal sebagai Masyarakat Bebas Api (MBA), kami telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan lebih dari 70 desa.

MBA berfokus pada memberikan edukasi kepada masyarakat lokal tentang risiko penggunaan api untuk persiapan lahan, mengajari mereka praktik terbaik agronomi dan metode alternatif pembukaan lahan. Kami juga melibatkan kepala desa dan penduduk desa dalam diskusi tentang pencegahan kebakaran dan memberi mereka sumber daya pemadam kebakaran dan pemantauan. Sumber daya ini meliputi alat pemadam kebakaran, tangki air lipat, traktor pertanian, ekskavator, dan buldoser. Sistem deteksi dini yang menggabungkan drone dan CCTV juga tersedia. Surat himbauan rutin dikirim dan tanda telah dipasang untuk mengingatkan masyarakat agar tidak menggunakan api.

Pengelolaan Limbah Holistik

Semua pabrik kami melakukan pengelolaan limbah holistik dengan tujuan mencapai “nihil limbah”. Kami memiliki proses untuk meminimalkan produksi limbah atau memanfaatkannya untuk digunakan sebagai input di bagian lain dari operasi kami.

Kami mengoptimalkan dan mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida, dan sebisa mungkin menggantinya dengan alternatif organik. Musim Mas menerapkan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang menggabungkan alat biologis, budaya, fisik, dan kimia untuk mengurangi ketergantungan kami pada pestisida dan herbisida, dan mengurangi risiko ekonomi, kesehatan, dan lingkungan yang menyertainya. Ini termasuk, misalnya, mendorong pertumbuhan populasi burung hantu untuk mengelola hama umum seperti tikus di perkebunan kami.

Kami menggunakan pupuk mengikuti rekomendasi agronomi berdasarkan analisis tanah dan daun. Pendekatan ini meminimalkan pemborosan dan aplikasi pupuk yang tidak efektif. Kami juga menerapkan abu boiler dari pabrik kami di area lahan gambut untuk menjaga tingkat pH dan menggunakan padatan decanter kering sebagai pengganti potasium di tanah berpasir untuk meningkatkan retensi kelembaban. Hal ini membantu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah marginal.

Musim Mas mengikuti standar internasional dan praktik terbaik tentang larangan penggunaan bahan kimia yang dianggap berbahaya bagi pekerja dan berbahaya bagi lingkungan. Sejak 2011, kami telah melarang penggunaan paraquat di semua perkebunan kami, termasuk yang dioperasikan oleh petani sawit yang berafiliasi dengan kami. Di bawah Piagam POIG dan persyaratan indikatornya, anggota pekebun juga berkomitmen untuk tidak menggunakan bahan kimia apa pun yang diidentifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai Kelas 1A atau 1B, atau yang terdaftar di Konvensi Stockholm atau Rotterdam, daftar ‘Sangat Berbahaya’ FSC, atau daftar pestisida terlarang yang diterbitkan oleh Jaringan Pertanian Berkelanjutan Rainforest Alliance.

Memastikan Perlindungan yang Memadai bagi Pekerja

Musim Mas telah menetapkan dua kebijakan untuk tenaga kerja yang merinci persyaratan dan prosedur terkait penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) selama aplikasi pestisida. Kebijakan ini melarang perempuan untuk terlibat dalam aplikasi pestisida selama kehamilan dan saat menyusui. Semua pekerja yang menangani bahan kimia diberikan pelatihan rutin yang diselenggarakan oleh tim pengelolaan perkebunan tentang aplikasi yang tepat serta prosedur kesehatan dan keselamatan. Kami juga menyediakan pemeriksaan kesehatan berkala gratis bagi pekerja yang menangani bahan kimia.

Memantau Tingkat Toksisitas

Kami memantau tingkat toksisitas pestisida yang kami gunakan sebagai bagian dari upaya kami untuk memastikan bahwa dosis minimum yang diterapkan memenuhi persyaratan kesehatan dan keselamatan pekerja sembari tetap menghasilkan hasil pertanian yang efektif. Penggunaan pestisida yang diterapkan di setiap operasi kami dilacak setiap hari, mingguan, bulanan dan tahunan.

Tingkat toksisitas pestisida yang digunakan relatif stabil antara tahun 2015 dan 2018. Kisaran unit toksisitas per hektar juga selaras dengan praktik terbaik dalam industri minyak sawit.

Penghentian Penggunaan Pestisida

Pada November 2018, Musim Mas melakukan tinjauan independen untuk menilai efektivitas pestisida yang digunakan di salah satu perkebunan kami di Riau. Tinjauan tersebut mengevaluasi pendekatan pengelolaan pestisida kami terhadap persyaratan POIG dan menyertakan usulan alternatif disertai dengan rencana terikat waktu untuk penghentian penggunaan pestisida jika diperlukan. Musim Mas menerima persetujuan dari Komite Penyelenggara POIG yang memperbolehkan penggunaan terbatas beberapa pestisida terlarang POIG yang tersisa selama periode penghentian bertahap, di saat yang sama departemen R&D kami bekerja keras untuk menghentikan penggunaan dan ketergantungan pada bahan kimia ini secara bertahap dan beralih ke alternatif. Pada Desember 2018, Musim Mas berhasil menghentikan penggunaan dua pestisida, dan berencana untuk tidak menggunakan jenis pestisida yang tersisa pada Desember 2021.

Kegiatan pertanian yang tidak berkelanjutan dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang terhadap kesehatan tanah dan struktur tanah. Mengikuti praktik pertanian yang baik merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan produktivitas dan menjaga lingkungan.

Kami berusaha meningkatkan kesuburan tanah lapisan atas dengan mempertahankan materi organik pada level yang sesuai untuk jenis tanah tertentu. Untuk melakukan ini, kami menggunakan kembali vegetasi yang telah dibersihkan, termasuk daun-daun yang dipotong dari hasil panen atau pemangkasan untuk mengembalikan nutrisi ke tanah. Biomassa limbah dari pabrik kami, termasuk abu boil dan padatan decanter kering, diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas tanah. Kami juga melindungi kesehatan tanah dengan menanam tanaman penutup tanah legum setelah penebangan pohon palem tua.

Pertumbuhan lumut, rumput lunak dan pakis diupayakan di bawah pohon palem yang lebih tua. Jenis penutup tanah ini membatasi pertumbuhan gulma dan membantu meminimalkan penipisan bahan organik tanah dari paparan sinar matahari dan erosi. Di daerah berbukit, di mana sudut kemiringan berada dalam batas yang ditentukan oleh undang-undang atau peraturan sukarela, kami menanam kelapa sawit di teras untuk menjebak air hujan, mengurangi limpasan permukaan dan meminimalkan erosi tanah.

Menurut Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), irigasi pertanian menyumbang 70% dari penggunaan air di seluruh dunia5 . Dalam konteks ini, sistem pertanian sangat bergantung pada ketersediaan air. Kegagalan untuk mengenali kerentanan ini dapat menyebabkan salah urus dalam penggunaan air dengan konsekuensi yang parah.

Untuk menjaga air, kami berusaha meminimalkan dampak operasi kami terhadap sumber daya air di dalam dan di sekitar konsesi kami. Kami telah mengembangkan dan menerapkan rencana pengelolaan air yang komprehensif untuk menjaga kualitas dan ketersediaan air permukaan dan air tanah untuk keamanan masa depan bisnis kami dan manfaat masyarakat sekitar.

Penggunaan dan Konsumsi Air

Kami telah memantau pola penggunaan dan konsumsi air kami menggunakan metodologi Water Footprint Network sejak 2016. Metodologi ini membagi konsumsi air menjadi tiga kategori: “air biru” untuk konsumsi air dari air permukaan atau air tanah (air yang diambil dari sungai, danau dan PDAM); “air hijau” untuk konsumsi air hujan; dan “air abu-abu” untuk air yang digunakan untuk mengencerkan polutan.

Analisis neraca air dilakukan setiap tahun untuk membandingkan jumlah air yang diterima oleh perkebunan kami dalam bentuk curah hujan dan aliran sungai terhadap tingkat konsumsi kami. Hasilnya menunjukkan neraca air bersih positif.

Namun demikian, kami terus mengoptimalkan penggunaan dan konsumsi air kami sebisa mungkin. Konsumsi air hijau tergantung pada iklim lokal di daerah tumbuh. Oleh karena itu, program pengurangan air kami terutama menargetkan konsumsi air biru dan abu-abu.

Kami melestarikan air biru melalui program yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan air yang sebenarnya di pabrik, perkebunan dan perumahan. Misalnya, kami mendaur ulang air yang diproduksi di vacuum dryer minyak sawit kami untuk membersihkan pemisah lumpur kami. Kami juga mengumpulkan air yang digunakan untuk mencuci pakaian pelindung yang digunakan oleh aplikator pestisida kami dan mendaur ulangnya untuk pencampuran pestisida.

Untuk mengurangi air abu-abu, kami telah menerapkan PHT untuk meminimalkan penggunaan pestisida dan menjadwal ulang aplikasi pupuk kami bertepatan dengan musim kemarau untuk mengurangi limpasan pupuk.

Menjaga Kualitas Air

Meskipun POME dari pabrik kami dikelola di atas standar peraturan yang disyaratkan, kami tidak membuangnya ke saluran air. Sebaliknya, kami menggunakan produk sampingan untuk dijadikan sebagai pupuk di perkebunan kami dan memastikan bahwa tingkat Biochemical Oxygen Demand (BOD) tetap di bawah 100 bagian per juta. Hal ini mengurangi dampak pada air tanah dan sumber air terdekat.

Kami telah meninjau titik pemantauan air dalam operasi kami dan memasukkan titik-titik tambahan untuk lebih mencerminkan posisi saluran masuk dan saluran keluar. Musim Mas juga sedang menyusun pedoman dan SOP untuk menangani kasus peningkatan kadar fosfor dan nitrogen di aliran air.

Pengelolaan Zona Riparian

Zona riparian menyediakan penyangga antara saluran air alami dan lahan yang digunakan untuk pembangunan pertanian. Hal ini kemudian membantu mencegah erosi tanah dan meminimalkan limpasan permukaan. Zona penyangga juga memelihara dan meningkatkan keanekaragaman hayati.

Mengikuti persyaratan hukum yang berkaitan dengan pengembangan lahan untuk budidaya kelapa sawit, kami mempertahankan zona penyangga riparian sepanjang 50 meter untuk sungai kecil, dan penyangga sepanjang 100 meter untuk sungai lebar. Selain persyaratan hukum dan aturan opsional lainnya, kami telah memperkuat proses pemantauan kami dengan mengevaluasi kualitas air secara rutin. Kami juga melakukan survei keanekaragaman hayati tentang keberadaan burung, kupu-kupu, reptil dan mamalia kecil di zona riparian.

5 Air dan pertanian. OECD. https://www.oecd.org/agriculture/topics/water-and-agriculture/

Palm oil refinery effluent (PORE) adalah jenis air limbah yang dihasilkan oleh kilang. PORE memiliki tingkat kebutuhan oksigen kimia (COD) dan kebutuhan oksigen biokimia (BOD) yang tinggi yang berbahaya bagi lingkungan seperti kehidupan akuatik. Itulah mengapa sangat penting untuk merawat PORE sebelum dibuang kembali ke lingkungan.

PORE diolah di pengolahan air limbah kami untuk mengurangi tingkat keasaman BOD dan COD. Pelajari lebih lanjut tentang sistem pengolahan PORE Musim Mas di sini:

Join our mailing list

language Bahasa
language