Berita Umum

MUSIM MAS BENTUK SMALLHOLDER HUB PERTAMA DI ACEH TAMIANG

14 Oktober 2020


Indonesia, Aceh Tamiang, 14 Oktober 2020 – Awal pekan ini, Musim Mas mendirikan Smallholder Hub di Aceh Tamiang dengan bekerja sama dengan pemangku kepentingan utama, bersamaan dengan peluncuran serangkaian pelatihan untuk petugas pertanian pemerintah.

Smallholders Hub membekali petugas pertanian pemerintah dengan pengetahuan tentang praktik pertanian yang baik dan NDPE (No Deforestation, No Peat, and No Exploitation) untuk melatih dan meningkatkan keterampilan petani swadaya kelapa sawit di wilayah yang mereka kelola.

Smallholders Hub Musim Mas adalah bagian dari proyek lanskap yang lebih besar yang bertujuan untuk mengurangi deforestasi, mempromosikan produksi pertanian yang berkelanjutan, meningkatkan mata pencaharian, dan menciptakan Verified Sourcing Area (VSA) di Aceh Tamiang. Smallholders Hub berada di dalam Centre of Excellence atau PUPL (Pusat Unggulan Perkebunan Lestari), sebuah platform yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan yang mengelola tanaman berkelanjutan Aceh Tamiang, di luar kelapa sawit, di VSA.

Proyek lanskap ini, yang dipimpin oleh Yayasan IDH (Inisiatif Dagang Hijau), melibatkan Pemerintah Aceh, produsen kelapa sawit, organisasi masyarakat sipil seperti FKL (Forum Konservasi Leuser), dan perusahaan barang konsumsi seperti Unilever dan PepsiCo.

(Dari kiri ke kanan) Perwakilan dari IDH, Dinas Perkebunan Aceh Tamiang, PUPL, dan Musim Mas berbicara kepada petugas pertanian saat peluncuran Smallholders Hub.

Musim Mas akan melatih total 75 petugas pertanian untuk Smallholders Hub di Aceh Tamiang. Dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, pelatihan akan dilakukan secara berurutan kepada kelompok petugas pertanian yang berbeda dan lebih kecil di bulan-bulan berikutnya.

Meskipun ini adalah Smallholder Hub pertama yang didirikan oleh Musim Mas, program petani sawit bukanlah hal baru bagi perusahaan kelapa sawit. Kami menjalankan program petani swadaya terbesar  di Indonesia, bekerja sama dengan pemerintah daerah, bank-bank Indonesia, Rainforest Alliance, dan IFC (International Finance Corporation), anggota Bank Dunia.

Melalui pendekatan train-the-trainers, Musim Mas melatih petugas pertanian tentang kurikulum program petani mereka, sehingga petugas pertanian dapat melatih petani swadaya di daerah mereka.

“Pendekatan Smallholders Hub adalah salah satu strategi Musim Mas untuk melibatkan sebanyak mungkin petani swadaya. Ada petani yang termasuk dalam rantai suplai kami, tetapi kami tidak dapat menjangkau mereka melalui koneksi komersial kami, seperti melalui pabrik kami atau pemasok kami,” kata Rob Nicholls, Manajer Umum Program dan Proyek Musim Mas. “Mendapatkan dukungan pemerintah akan mempercepat dan memperluas upaya kami untuk memberdayakan petani agar mereka mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan dan menjaga rantai suplai agar bebas deforestasi dan bebas konflik.”

“Membekali petugas pertanian pemerintah dan memberdayakan petani dengan pengetahuan tentang praktik pertanian yang baik sangat penting untuk mewujudkan rantai suplai bebas deforestasi,” kata Martin Huxtable, Direktur Sustainable Sourcing di Unilever. “Kami mendukung inisiatif dari Musim Mas ini dan berharap dapat melanjutkan pekerjaan yang telah dikembangkan Unilever dengan pemerintah kabupaten Aceh Tamiang untuk mencapai model produksi-proteksi-inklusi yang sukses dan uji coba kesiapan Verified Sourcing Area (VSA).”

“Kami senang dapat memiliki visi dan nilai yang sama dengan sektor swasta yang berkomitmen seperti Musim Mas, tentang bagaimana sebuah kolaborasi dapat berkontribusi untuk meningkatkan kapasitas sumber berkelanjutan di tingkat lanskap, khususnya melalui pendekatan VSA di Aceh Tamiang. Dalam skala yang lebih luas, kami berharap kegiatan ini juga mendukung Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia dan upaya-upaya terkait sekaligus meningkatkan kapasitas petani swadaya dan perlindungan ekosistem penting,” kata Fitrian Ardiansyah, Ketua Eksekutif Yayasan IDH.

“FKL menyambut baik berdirinya Smallholder Hub di Aceh Tamiang, mengingat pentingnya peningkatan produktivitas lahan bagi petani swadaya di Aceh Tamiang. Peningkatan produktivitas di perkebunan rakyat akan menguntungkan mata pencaharian mereka dan berdampak langsung pada penurunan kegiatan ilegal di Ekosistem Leuser, sebuah lanskap yang harus dilindungi jika ingin mencapai keberhasilan pembangunan berkelanjutan Aceh Tamiang dan provinsi Aceh secara keseluruhan di masa depan,” kata Hendra Syahrial, Sustainability Project Leader FKL.

 

 

Join our mailing list

language Bahasa
language