Musim Mas
Language

Oleh: Devane Sharma

Di Musim Mas, kami menyadari bahwa akses terhadap pendidikan berkualitas sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan mencegah pekerja anak, khususnya bagi anak-anak pekerja perkebunan yang tinggal di daerah pedesaan. Berdasarkan survei terbaru kami, 12.220 anak pekerja pabrik dan perkebunan berusia di bawah 18 tahun tinggal di perkebunan kami, dengan 98% anak usia sekolah bersekolah di sekolah YAK (Yayasan Anwar Karim), atau sekolah terdekat lainnya.

Melalui Yayasan Anwar Karim, Musim Mas mengelola 47 pusat penitipan anak, 11 taman kanak-kanak, dan 14 sekolah, guna memastikan bahwa pendidikan dapat diakses oleh anak-anak karyawan kami, dan mereka yang tinggal di lingkungan masyarakat sekitar. Kami juga menyediakan transportasi sekolah gratis untuk mendorong tingkat pendaftaran dan meringankan hambatan logistik bagi keluarga karyawan.

Selain pendidikan, sekolah-sekolah ini menciptakan peluang kerja bagi guru-guru setempat, bahkan beberapa di antaranya telah bekerja bersama kami selama bertahun-tahun. Hari ini, dua orang guru berdedikasi dari sekolah YAK berbagi pengalaman, tantangan, dan harapan mereka untuk para siswanya.

Wawancara dengan Guru-guru Sekolah YAK

Pendidikan di Indonesia CSR Pendidikan Yayasan Anwar Karim Musim Mas
Berkenalan dengan Widya Nanda Sari, seorang pendidik yang bersemangat di SDS Anwar Karim I. Berasal dari Batusangkar, Sumatera Barat, Widya telah mengabdikan diri untuk mengajar di sekolah tersebut selama lebih dari 13 tahun, sejak Oktober 2011. Dengan gelar di bidang Kimia dari Universitas Riau, ia membawa keahliannya sebagai guru Kelas 5 yang mengkhususkan diri dalam Sains. Komitmennya yang telah berlangsung lama menekankan peran penting para pendidik berpengalaman dalam membina pikiran generasi muda dan menumbuhkan semangat untuk belajar. Berkenalan dengan Sina Anisah, seorang guru yang berdedikasi di SMPS Anwar Karim I, Cabang Riau. Berasal dari Ukui di Kabupaten Pangkalan Lesung, Kabupaten Pelalawan, Sina telah membentuk generasi muda di sekolah tersebut selama lebih dari dua setengah tahun. Dengan gelar di bidang Sejarah, ia membawa dasar akademis yang kuat untuk perannya sebagai guru IPA. Perjalanannya mencerminkan komitmen para pendidik di sekolah Yayasan YAK untuk memastikan bahwa anak-anak di lingkungan perkebunan menerima pendidikan yang berkualitas, dan memiliki peluang untuk masa depan yang lebih cerah.

Apa yang menginspirasi Anda untuk menjadi guru, dan bagaimana hal tersebut membentuk pendekatan Anda dalam mengajar?

 Widya: Tumbuh di daerah pedesaan, sekolah saya hanya memiliki tiga guru, yang masing-masing sering kali mengajar dua kelas sekaligus. Minimnya sumber daya membuat pembelajaran menjadi sulit. Saya menjadi guru untuk mengatasi kekurangan pendidik—untuk memastikan bahwa anak-anak di lingkungan masyarakat pedesaan mendapatkan pendidikan yang stabil dan berkualitas.

Sina: Mengajar selalu menjadi panggilan bagi saya. Kakak perempuan saya adalah seorang guru, dan  keluarga kami selalu memandang pendidikan sebagai profesi yang penuh makna. Mengajar merupakan tugas, sekaligus bentuk pengabdian, jadi saya berusaha memberikan yang terbaik setiap hari.

 Dapatkah Anda berbagi momen berkesan yang semakin memperkuat semangat Anda dalam mengajar?

 Widya: Ada banyak, tetapi melihat siswa yang tadinya tidak bersemangat menjadi pelajar yang bersemangat, sungguh memberi kepuasan. Saya juga sangat bangga ketika alumni kami berhasil—beberapa bahkan kembali menjadi guru di sekolah YAK. Salah satu momen yang sangat berkesan adalah menyaksikan siswa kami memenangkan kompetisi regional dan nasional, seperti untuk drum band, di mana tim kami berhasil meraih juara berturut-turut. Kami juga memiliki seorang siswa yang mewakili Riau di Olimpiade Sains Nasional.

Sina: Setiap hari membawa kejutan baru, tetapi momen yang paling memuaskan adalah ketika saya melihat kemajuan nyata pada siswa saya—kepercayaan diri, rasa ingin tahu, dan prestasi mereka yang berkembang.

Meningkatkan Pendidikan di Pedesaan, Indonesia

Apa yang memotivasi Anda untuk terus mengajar di lingkungan perkebunan?

Widya: Pendidikan adalah hak asasi. Anak-anak di area perkebunan sering kali memiliki keterbatasan dalam berinteraksi dengan dunia luar. Saya ingin sekolah kami menjembatani kesenjangan ini dengan menyediakan landasan pendidikan yang kuat dan mendorong siswa untuk bermimpi besar.

Sina: Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas, dimanapun lokasinya berada. Banyak siswa kami yang belum pernah melihat kehidupan di luar perkebunan, jadi saya menggunakan materi pelajaran untuk memperluas wawasan mereka, membantu mereka bermimpi melampaui apa yang mereka ketahui.

Apa saja tantangan terbesar dalam lingkungan ini, dan bagaimana Anda mengatasinya?

Widya: Salah satu tantangan utama adalah rendahnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan, yang banyak di antara mereka hanya menamatkan sekolah dasar. Pola pikir ini dapat membatasi aspirasi siswa, yang menyebabkan beberapa siswa putus sekolah lebih awal. Untuk mengatasi hal ini, saya menyertakan video eksplorasi karier, memberikan dukungan ekstra bagi siswa yang kesulitan, dan melibatkan orang tua dalam diskusi tentang potensi anak-anak mereka.

Sina: Awalnya, beradaptasi dengan budaya baru itu sulit. Saya mengatasinya dengan membaur dalam komunitas dan memahami latar belakang siswa. Sekarang, saya menggunakan pemahaman tersebut untuk membuat proses belajar yang lebih relevan dan mudh dipahami.

Metode pengajaran apa yang Anda gunakan, dan apa saja manfaatnya?

Widya: Saya menggunakan gabungan Pembelajaran Kooperatif, Pembelajaran Berbasis Penelitian, Masalah, dan Penemuan. Metode-metode ini mendorong pemikiran kritis dan partisipasi, memastikan bahwa siswa tidak hanya menyerap pengetahuan tetapi juga mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.

Sina: Saya sebagian besar menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah yang dikombinasikan dengan diskusi kelompok dan proyek. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menerapkan pengetahuan dengan cara-cara praktis.

Bagaimana pendidikan memengaruhi kehidupan siswa?

Widya: Pendidikan menanamkan disiplin, keterampilan sosial, dan keunggulan akademis. Pendidikan membantu membentuk siswa menjadi individu yang bertanggung jawab dengan nilai-nilai yang kuat dan motivasi untuk sukses.

Sina: Pendidikan akan memperluas perspektif mereka. Siswa yang memiliki akses terhadap pembelajaran mengembangkan mimpi yang lebih besar dan visi yang lebih jelas untuk masa depan mereka.

Sekolah Anwar Karim

Apa harapan Anda untuk para siswa, dan bagaimana Anda mendukung mereka?

Widya: Saya berharap lebih banyak siswa yang melanjutkan pendidikan tinggi dan memutus siklus putus sekolah dini. Saya fokus pada pendidikan karakter, disiplin, dan menciptakan lingkungan belajar yang menarik untuk menginspirasi mereka.

Sina: Saya berharap mereka tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, cakap, dan berkontribusi bagi masyarakat. Saya mendukung mereka dengan menjadi mentor dan mendorong mereka untuk mengejar cita-cita mereka.

Langkah apa saja yang diambil untuk memastikan bahwa anak-anak menerima pendidikan yang komprehensif, termasuk kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan keterampilan?

Widya: Kami mengintegrasikan berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, musik, dan klub akademik untuk mengembangkan bakat siswa yang beragam. Kami juga mendorong penggunaan teknologi dan terus memantau perkembangan mereka agar semakin termotivasi di luar sekolah.

Sina: Sekolah kami menawarkan program ekstrakurikuler seperti klub sains, tim debat, dan olahraga, untuk memastikan siswa berkembang secara holistik. Kami juga menyediakan kesempatan pelatihan kejuruan untuk membekali siswa dengan keterampilan praktis untuk karier masa depan mereka.

Fasilitas dan sumber daya sekolah apa saja yang menonjol?

Widya: Sekolah kami memiliki fasilitas listrik 24 jam, internet yang stabil, buku pelajaran, proyektor, komputer, dan printer, yang mendukung pengalaman belajar yang modern, bahkan di lingkungan terpencil.

Sina: Sekolah kami dilengkapi dengan alat pembelajaran modern seperti komputer, akses internet, proyektor, dan perpustakaan, yang keseluruhannya membuat proses belajar menjadi lebih efektif.

Bagaimana transportasi sekolah gratis Musim Mas bermanfaat bagi siswa?

Widya: Transportasi tersebut memastikan ketepatan waktu, keamanan, dan meningkatkan kehadiran siswa di sekolah. Orang tua pun lebih bersedia menyekolahkan anak-anak mereka karena tahu transportasi sudah tersedia.

Sina: Transportasi ini memastikan keamanan, mencegah keterlambatan, dan memberikan ketenangan pikiran bagi orang tua, sehingga mereka dapat fokus pada pekerjaan.

Apakah Anda melihat adanya perubahan pada masyarakat setempat karena pendidikan?

Widya: Ya, ada perubahan positif. Kini, semakin banyak orang tua yang menghargai pendidikan, dan semakin banyak siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga memperluas aspirasi karier mereka.

Sina: Benar sekali. Kini, orang tua memiliki pandangan yang lebih positif terhadap pendidikan, dan siswa menjadi lebih ambisius, bercita-cita untuk berkarier di luar dari apa yang mereka lihat di sekitar mereka.

Dukungan atau pelatihan seperti apa yang Anda terima dari Yayasan Anwar Karim?

Widya: Yayasan Anwar Karin menyediakan lokakarya, sesi pelatihan, dan program pengembangan profesional secara berkala, yang memastikan bahwa kami selalu mengikuti metodologi dan kurikulum pengajaran terkini.

Sina: Kami menerima pelatihan yang komprehensif, termasuk lokakarya kurikulum, metode pengajaran interaktif, dan kesempatan untuk membangun jaringan profesional, yang sangat meningkatkan kemampuan mengajar kami.

Melalui dedikasi guru-guru seperti ini, Yayasan Anwar Karim terus menyediakan pendidikan berkualitas bagi anak-anak di komunitas perkebunan. Kisah-kisah mereka menekankan kekuatan pendidikan dalam membentuk masa depan dan mengubah masyarakat. Seiring kami melangkah maju, kami tetap berkomitmen untuk memberdayakan generasi mendatang dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk meraih kesuksesan.

CSR Pendidikan di Indonesia