Musim Mas
Language

Oleh: Devane Sharma

Cerita Andi Reza: Dari Skeptis Menjadi Advokat | Menginovasi Tradisi| Harapan untuk Masa Depan | Mengapa Generasi Muda Penting dalam Perkebunan

Wajah perkebunan sedang berubah. Dengan semakin menua generasi pekebun, dan semakin sedikitnya generasi muda yang tertarik pada industri perkebunan, masa depan perkebunan berkelanjutan berada di ujung tanduk. Bagi Musim Mas, memberdayakan generasi penerus pekebun bukan sekadar tujuan, namun ini adalah suatu keharusan.

Sejak meluncurkan Program Pemberdayaan Pekebun Swadaya pada tahun 2015, Musim Mas Group telah berada di garis depan dalam mendukung pekebun swadaya. Program ini telah berkembang menjadi inisiatif pelatihan pekebun swadaya terbesar di Indonesia, yang menghadirkan modul-modul tentang praktik berkelanjutan, literasi keuangan, dan akses teknologi. Menyadari tantangan dalam menarik generasi muda ke sektor perkebunan, seperti terbatasnya peluang pelatihan dan anggapan bahwa perkebunan adalah profesi kuno, maka Musim Mas menciptakan berbagai inisiatif khusus, seperti lokakarya teknologi drone, beasiswa bagi generasi muda, dan program pengembangan karier yang berkolaborasi dengan sekolah kejuruan. Dengan mendorong inovasi teknologi dan menyediakan peluang mata pencaharian alternatif, Musim Mas Group bertujuan menjadikan perkebunan sebagai karier yang layak dan menarik bagi generasi muda.

youth farmer scholarship

Cerita Andi Reza: Dari Skeptis Menjadi Advokat

Ketika Andi Reza kembali ke kampung halamannya di Rokan Hilir, Sumatra Utara, pada tahun 2019 setelah menyelesaikan kuliah, ia tidak memiliki mimpi untuk menjadi seorang pekebun. Dengan gelar di bidang Teknologi Pertanian dari IPB University, ia membayangkan jalur karier yang berbeda. Namun, kepergian sang ayah secara tiba-tiba membuatnya mewarisi sesuatu yang tidak bisa diabaikannya: kebun kelapa sawit keluarga.

“Awalnya, saya tidak terlalu peduli dengan perkebunan kelapa sawit. Apa yang saya baca tentang industri ini sebagian besar negatif, sepeti deforestasi dan perusakan habitat. Namun, ketika saya mendalami lebih jauh, saya menyadari bahwa masalahnya bukan pada kelapa sawit itu sendiri, melainkan pada cara pengelolaannya. Jika dikelola dengan baik, kelapa sawit dapat ditanam secara berkelanjutan, sama seperti tanaman lainnya. Saya melihat bahwa kelapa sawit bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan karena merupakan tanaman penghasil minyak nabati dengan hasil tertinggi.”

Mengambil alih kebun keluarga menjadi titik balik bagi Andi. Ia tidak hanya mewarisi sebuah usaha, tetapi juga kesempatan untuk membuat perubahan.

Menginovasi Tradisi

Salah satu langkah pertama yang diambil Andi adalah membawa inovasi ke kebun keluarganya. “Saya mulai menerapkan praktik perkebunan yang baik (good agricultural practices – GAP), seperti pencatatan digital bulanan hasil Tandan Buah Segar (TBS) dan mengikuti saran pemupukan dari agronom,” katanya. Langkah-langkah ini tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga mencerminkan komitmennya terhadap keberlanjutan.

Secara umum, industri kelapa sawit lambat dalam mengadopsi teknologi baru. Digitalisasi dapat membantu pekebun meningkatkan cara mereka memantau dan mengelola lahan yang dimiliki, sementara penggunaan drone berpotensi merevolusi cara pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Beberapa pengaplikasian drone dalam perkebunan sawit antara lain:

Pemetaan Lahan
Drone dapat memetakan area perkebunan secara efektif, menghitung jumlah pohon kelapa sawit, serta membantu dalam manajemen perkebunan secara keseluruhan.

Verifikasi Pembukaan Lahan
Jika suatu lahan telah dibuka, drone khusus dapat membantu mengidentifikasi apakah penyebabnya alami atau buatan manusia.

Menganalisa Kondisi Pohon Sawit
Pekebun sangat memperhatikan kondisi pohon sawit mereka. Perubahan warna daun misalnya, bisa menjadi indikasi kekurangan nutrisi yang dapat menyebabkan penurunan hasil panen. Drone dapat mengidentifikasi masalah ini dengan lebih efisien.

Memverifikasi Klaim Bebas Deforestasi
Penggunaan drone dalam jangka waktu tertentu dapat dimanfaatkan untuk memverifikasi klaim bebas deforestasi, dengan menyediakan bukti fotografi dari lahan yang telah ditentukan dibandingkan dengan kawasan hutan.

Selain mempermudah pekerjaan pekebun swadaya, teknologi juga dapat meningkatkan hasil panen , yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan mereka. Hasil panen dari pekebun swadaya cenderung jauh lebih rendah dibandingkan perkebunan industri. Meskipun ada berbagai faktor yang memengaruhi, penggunaan teknologi bisa menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan produktivitas. Pekebun muda seperti Andi cenderung lebih terbuka terhadap eksplorasi teknologi semacam ini.

Melalui pelatihan yang diberikan oleh Musim Mas, Andi belajar tentang pengendalian hama dan penyakit, sertifikasi keberlanjutan, serta manajemen keuangan. “Tidak semua pekebun swadaya mendapatkan akses ke pelatihan semacam ini. Saya merasa beruntung. Keterampilan ini benar-benar membuat perbedaan dalam cara saya berkebun.”

Andi juga telah mengadopsi alat modern seperti mesin perontok elektrik, dan platform digital untuk manajemen data. Ke depan, ia bercita-cita untuk mengintegrasikan teknologi drone untuk pemantauan hama dan penyakit di kebunnya.

Pelatihan untuk Pekebun Muda

Harapan untuk Masa Depan

Ketika ditanya tentang harapannya terhadap industri kelapa sawit, Andi memiliki visi yang jelas. “Kita perlu mengedukasi masyarakat tentang kelapa sawit yang berkelanjutan untuk melawan narasi negatif yang ada. Pemerintah juga harus memposisikan kelapa sawit sebagai komoditas utama, dan menciptakan kebijakan yang mendukung pekebun swadaya.”

Bagi Andi, berkebun bukan sekadar mata pencaharian, ini adalah cara untuk berkontribusi pada masa depan yang lebih baik. “Saya ingin membuktikan bahwa perkebunan kelapa sawit bisa berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi semua pihak, baik pekebun, masyarakat, dan lingkungan.”

Mengapa Kaum Muda Penting dalam Perkebunan

Inisiatif Musim Mas, seperti yang telah dirasakan manfaatnya oleh Andi, merupakan bagian dari misi yang lebih luas untuk melibatkan dan memberdayakan pekebun muda. Dengan menawarkan beasiswa, membangun kemitraan dengan sekolah kejuruan, dan memperkenalkan teknologi inovatif, perusahaan berharap dapat menjawab kebutuhan mendesak akan tenaga kerja perkebunan yang lebih muda dan lebih terampil.

“Berkebun bukan hanya tentang kerja keras—ini tentang inovasi, keberlanjutan, dan komunitas,” ujar seorang perwakilan dari anggota Program Pemberdayaan Pekebun Swadaya Musim Mas. “Dan kaum muda seperti Andi yang akan menjadi pemimpin masa depan.”

Sebagaimana yang ditunjukkan oleh cerita Andi, masa depan perkebunan bukan hanya tentang menanam benih di tanah, tetapi juga menanam gagasan bahwa perkebunan bisa menjadi kekuatan untuk kebaikan. Dan dengan dukungan yang tepat, generasi penerus pekebun dapat mewujudkan visi tersebut.